Abah FK "Sholatul Wustho"


Yolhan Wijaya (Fatwa Kehidupan)
5 oktober 2011 pukul 14:49
+++++++++++++++++++++++++++++++

Hidup hendaknya tengah-tengah,menurut batas-batas kewajaran,tak berlebih-lebihan dalam hal apapun,menetapi jalan wustho (tengah-tengah),"jagalah sholatmu,sholatul wustho".meski sesuatu itu tampak baik,jikalau berlebihan pastilah akan jadi tidak baik.bahkan,mencintai Tuhan pun jika berlebih-lebihan akan jadi tidak baik,sebab hal tersebut akan memicu seseorang meninggalkan keduniawian secara totalitas,seperti tidak mau bekerja.Padahal manusia juga memerlukan sarana-sarana duniawi dan hidup bermasyarakat.bukanlah pada tempatnya manusia menginginkan kesucian,seperti malaikat,sebab manusia berasal dari 'nafsu birahi'.Manusia diciptakan bukanlah untuk menjadi suci seperti malaikat,bukan pula kotor seperti setan.Tapi untuk menjadi manusia sesungguhnya,yang kamil,yaitu sempurna dalam budi luhurnya,dalam kemanusiaanya.ketika kesucian yang dicari,seseorang tidaklah memerlukan orang lain untuk menggapainya,tapi ketika kesempurnaan budi luhur yang dicari,seseorang akan memerlukan orang lain mengapa? sebab saat seorang ingin menolong orang misalnya,ia akan selalu membutuhkan orang lain yang perlu pertolongan sebagai sasaran atau objek dari budi luhurnya.Itulah bedanya mencari "kesucian" dengan mencari "ke-Kamilan".

Seorang seperti syeh Abdul Qodir Jaelani telah berpuluh-pululuh tahun mencari 'kesucian'dengan menyepi,menyendiri.pada akhirnya kembali kepada masyarakat guna meraih 'kekamilan',sebab sesuci apapun engkau di sebut,bilamana tidak ada darma baktinya,tidak ada manfaatnya bagi orang lain,kesucian tersebut hanya ibarat pohon besar dan subur tapi mandul tanpa buah.

Sumber

https://www.facebook.com/FK.FatwaKehidupan/?fref=ts

1 komentar :